Minggu, 28 Agustus 2011

MALAPETAKA BANGSA

MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Kejadian – kejadian yang terjadi di alam Indonesia yang sama – sama kita cintai, musibah demi musibah disamping keterpurukan ekonomi bangsa yang belum terselesaikan. Dosa – dosa apa yang telah kita langgar? Kita menyadari terlalu banyak baik perintah, anjuran dan keterangan Allah SWT dan Rasulnya sengaja kita lalaikan, dan kita abaikan. Atas dasar itulah Allah memberi peringatan atas kejadian yang menimpa bangsa ini. Setiap kisah kehidupan yang terus berlangsung sebenarnya bagi orang-orang yang cerdas apalagi  bagi seorang cendikiawan punya sentuhan positif untuk mengasah ketajaman daya analisisnya. Setiap peristiwa yang terjadi, sebenarnya bagi orang bijak ada sisi istimewa didalamnya.

Setiap bencana yang meluluh-lantahkan kebagnggaan materi, terjadinya tsunami, gempa disana – sini, banjir hampir disetiap pelosok negeri, wabah penyakit dari berbagai jenis, tawuran dari anak – anak sampai orang dewasa sudah menjadi kebiasan bangsa ini. Sebenarnya bagi orang yang sadar, merasakan sentuhan makna yang teramat dalam, setiap malapetaka yang menyulap suasana suka menjadi duka, bagi orang yang peka jiwanya mampu menerka pelajaran yang berharga (Mengapa hal ini terjadi?). Metode berpikir yang paling sederhana bahkan cara yang dianggap paling primitifpun kuasa memunculkan mutiara pemikiran kelas atas, mampu membahas tuntas persoalan-persoalan kehidupan seruwet atau serumit apapun, Itulah keajaiban nyata yang menjadi tahta kemuliaan manusia sekaligus merupakan demarkasi dengan mahluk lain, Sekecil apapun dan seremeh apapun peristiwa kehidupan , bagi manusia yang berakal tentu tidak akan pernah dianggap sepele karena adanya yang kecil tidak terpisahkan dengan yang besar, adanya yang kecil menjadi cikal bakal terwujudnya hal yang besar.

Ketika berbagai bencana telah merusak kehidupan dan keindahan negeri dengan julukan Untaian Mutiara Khatu-listiwa, tak boleh terpana hanya pada pemandangan buruk akibat bencana, perasaan tak boleh terkurung oleh kepedihan para korban bencana. Akal tak boleh dangkal menyimpulkan penyebab bencana, hanya gejala-gejala alam, tetapi mestinya setiap yang mempunyai akal tidak mencekal sebuah pertanyaan itu adalah (kenapa gejala alam itu terjadi?). bila pertanyaan itu terjawab maka, inilah pelajaran yang amat berharga. Allah SWT berfirman yang artinya : “Sungguh benar-benar pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang punya akal”(Q.S. Yusuf ayat 111). Allah SWT telah simpulkan mengapa Dia (Allah) menurunkan siksa dan bencana pada ayat sebelumnya dengan firmannya yang artinya : “dan tidak dapat ditolak siksa kami dari pada orang-orang yang berdosa”. (Q.S. Yusuf ayat 110).

Allah SWT bahkan telah memper-tegas pada ayat-Nya yang lain dengan mengawali firman-Nya dengan dua huruf Tauqid (penguat) La dan Qad, berarti Allah SWT meyakinkan kepada setiap pemba-canya ayat tersebut agar benar-benar meyakini isi ayat tersebut dengan seyakin yakinnya tanpa sedikitpun ada keraguan. Allah SWT berfirman yang artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, karena mereka berbuat kezhaliman” (Q.S Yunus ayat 14).

Bagaimanakah seorang mukmin menyikapi terhadap bencana yang sedang menimpa negeri ini? Perasaan seorang muslim yang shalih ketika bencana menimpa negeri ini, walau tidak langsung mengenai kampung halamannya, apakah ia merasa tenang? Karena ia yakin secara pribadi adalah orang yang baik ? mukmin sejati ? Tidak, ia tidak merasa aman meskipun manusia seluruh dunia mengakui keshalihannya, karenanya ia bisa saja terkena imbas dari azab yang Allah SWT turunkan pada orang-orang zhalim yang ada disekitarnya. Ia yakin benar dengan tuntutan Robb-Nya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 25 yang artinya : “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja, diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah SWT amat keras siksaannya”.
H. Darussalam Chairuman

1. Senantiasa beristighfar
Begitulah Allah SWT tuntut untuk mematuhi dan melaksanakan perintah-Nya bila ingin selamat dari bencana.  Allah SWT berfirman yang artinya : “Dan Allah SWT sekali-kali tidak akan mengazab mereka,sedang kamu berada diantara mereka, Dan tidaklah pula Allah SWT akan mengazab mereka sedang beristighfar” (Q.S. Al-Anfal ayat 33).

Ibnu Katsir menukil sabda Nabi Muhammad saw ketika menjelaskan Surat Al-Anfal ayat 33 yang artinya : ”Seorang hamba aman dari azab Allah SWT selama ia beristighfar kepada Allah azzawajala” (HR Ahmad).

2. Senantiasa Kembali kepada Allah SWT
Allah SWT mengingatkan kepada kita. “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baiknya apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu, sebelum dating adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyangka dari-Nya” (Q.S. Azzumar ayat 54-55).

“ Bila seorang hamba dengan tulus kembali kepada ajaran, ilmu Rabbnya berarti ia menjadikan Allah SWT sebagai walinya. Ialah pemilik seluruh kekuatan” ( Q.S Al-Baqarah Ayat 165)
Demikianlah sebagai sumber keselamatan.

3. Senantiasa melakukan Islah
Kezhaliman, pelanggaran dan dosa merebak, boleh jadi karena manusia cenderung memperturutkan hawa nafsunya (Q.S. Yusuf Ayat 53) atau terbelenggu  mereka dengan kebodohannya (Q.S. Al-Ahzab Ayat 72).

    Apabila gerakan-gerakan islah (reformasi) yang mengajak kembali kepada Islam justru dicurigai dan disudutkan, mungkinkah Negeri tersebut akan terlepas dari bencana? Allah SWT telah mengingatkan dan berfirman yang artinya : “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya, orang-orang menga-dakan perbaikan yang positif ”.  (Q.S Hud ayat 17). 
(Wassalam : H. Darussalam Chairuman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar